Keindahan Yang Tersembunyi Di Gerlang

Mungkin ini sebuah ketidaksengajaan untuk pergi menuju air terjun yang terletak di Desa Gerlang, Kec.Blado. Karena rencana awal saya hanya untuk pergi menikmati indahnya pegunungan serta ladang warga di Desa Gerlang.

Dikarenakan teman yang sebelumnya saya ajak tidak bisa akhirnya saya pun berangkat seorang diri. Sekitar jam setengah 11 pagi saya berangkat dari rumah, karena memang tidak begitu jauh dan terlebih akses jalan menuju ke Desa Gerlang yang sebelumnya rusak parah seperti kali sat (sungai kering) sudah selesai diperbaiki alhasil tidak begitu lama untuk sampai kesana. Udara yang sejuk serta pemandangan yang begitu asri selalu menjadi teman diperjalanan yang mengasyikkan. Indahnya hutan pinus, luasnya hamparan kebun teh Ngliyer serta teduhnya melintas disepanjang jalan Alas Kluwung.

Jalan Yang Melintasi Alas Kluwung

Jalan Yang Melintasi Alas Kluwung

Setelah sekitar setengah jam berlalu akhirnya saya pun tiba di Desa Gerlang. Hmmm… begitu nyamannya suasana serta pemandangan yang indah di Desa ini. Hamparan ladang penduduk, bukit-bukit hijau yang Nampak kokoh, udara yang begitu sejuk serta keramahan para petani yang saya jumpai disepanjang jalan desa membuat suasana semakin menyenangkan.

Hati-Hati Tebing Rawan Longsor

Hati-Hati Tebing Rawan Longsor

Seorang Petani dengan ladangnya

Seorang Petani Dengan Ladangnya

Dari Desa Gerlang terlihat pula Gunung Kemulan. Sembari menikmati keindahan saya pun tak lupa untuk mengabadikannya lewat kamera yang telah saya bawa. Disepanjang jalan Desa terlihat pula anak-anak SD yang baru pulang sekolah dengan berjalan kaki melawati jalanan yang naik turun untuk kembali kerumahnya masing-masing. Sesekali mereka juga terlihat beristirahat dibawah pohon dipinggiran jalan.

Nampak Gunung Kemulan

Nampak Gunung Kemulan

Bercerita Sepulang Sekolah

Bercerita Sepulang Sekolah

Kemudian saya kembali memacu kendaraan untuk melanjutkan perjalanan melewati jalanan beton dan aspal yang mulai mengelupas serta tanjakan dan turunan yang lumayan curam. Sampai akhirnya sebelum melewati SD Negeri Gerlang saya tiba-tiba teringat jika sepertinya tadi saya melihat sebuah papan yang bertuliskan “Air Terjun 200 m”. Saya pun putar balik dan bergegas menuju papan yang saya lihat tadi. Karena sebelumnya beberapa tahun yang lalu ketika melewati jalan di Desa Gerlang tak pernah terlihat papan penunjuk arah menuju air terjun.

Dan benar saja, memang ada sebuah papan penunjuk arah menuju ke air terjun. Rasa penasaran pun langsung datang dan saya memarkirkan kendaraan dipinggir jalan sebelah ladang milik warga. Tak lupa juga saya untuk mengunci motor dan helm saya karena memang akses jalan menuju ke arah air terjunnya lebih aman untuk berjalan kaki. Karena saya sendirian dan belum tahu akses jalan untuk menuju ke air terjunnya saya pun mencari-cari orang ataupun mungkin warga yang sedang berladang disekitaran jalan yang saya lewati untuk bertanya. Saat sampai disebuah lapangan sepak bola saya pun sempat bingung karena terdapat simpangan jalan dan saya tidak tahu harus menuju kearah yang mana. Sampai akhirnya saya menjumpai seorang bapak-bapak yang sedang berladang tak jauh dari tempat saya berdiri. “Permisi pak, arah ten air terjun pundi nggeh pak?” Tanya saya. “Mriko mas, lurus mawon.” Jawab si Bapak. “Oh nggeh pak maturnuwun.” Ucap saya sebelum pergi melanjutkan kearah yang bapak-bapak tadi beritahu. Jalan yang mulai becek serta genangan air sisa hujan saya lewati sampai akhirnya sampai disebuah jalan berbatu menurun yang lumayan panjang dan curam membuat saya lebih berhati-hati agar tidak terpeleset.

Sesekali saya berhenti untuk mencari disekitar apakah ada orang untuk bisa saya tanyai karena sepertinya saya berjalan lebih dari 200 m dan belum menemukan tanda-tanda adanya air terjun. Saya pun kembali berjalan melewati pinggiran ladang warga sampai akhirnya ada mas-mas yang sedang mencangkul saya tanyai. “Mas air terjune sebelah pundi nggeh?”, “Oh mriku mas, mandap mawon terus”. Jawab mas-mas tersebut. Saya pun kembali berjalan melewati jalan setapak berbatu yang sempit dan mulai terdengar suara aliran sungai. “Wah sepertinya sudah dekat”, ucapku dalam hati. Medan jalan yang mulai terus menurun serta licin membuat saya berhati dan sesekali berpegangan pohon-pohon kecil. Nampaknya jalan menuju ke air terjun ini belum lama dibuka dan masih baru karena terlihat bekas tanaman seperti ilalang dan dahan-dahan pohon yang dipotong untuk membuka jalan ini.

Akhirnya sampai juga saya dipinggir sungai. “Lho air terjunnya sebelah mana?” gumamku. Saya pun melihat kesekitar dan mencari arah suara air terjun tersebut. Sepertinya untuk sampai kedekat air terjun saya harus menyeberangi sungai lewat bebatuan yang lumayan licin karena berlumut.

View Yang Tampak saat Menyeberangi Sungai

View Yang Tampak saat Menyeberangi Sungai

Dengan hati-hati saya berjalan ditengah bebatuan sungai untuk bisa seberang. Berjalan melewati bebatuan besar serta jalan yang dibuat oleh warga setempat. Deras suara air terjun sudah terdengar jelas dan benar saja akhirnya samapai juga di dekat air terjun. Keindahan yang tersembunyi diantara hutan dan ladang milik warga.

Air Terjun tampak dari kejauhan

Air Terjun tampak dari kejauhan

Suara burung dan hewan lain saling bersahutan dengan suara air terjun begitu sangat indah untuk didengar. Setelah cukup untuk menikmati keindahan air terjun dan alam disekitar saya pun mengeluarkan senjata andalan yaitu kamera untuk mengabadikan keindahan yang tersembunyi ini, hehehe.

Air Terjun Tampak lebih Dekat 1

Air Terjun Tampak Lebih Dekat 1

Air Terjun Tampak lebih Dekat 2

Air Terjun Tampak Lebih Dekat 2

Bangku atau Kursi Dari Batang Pohon Yang Dibuat Warga

Bangku atau Kursi Dari Batang Pohon Yang Dibuat Warga

Tak lama setelah saya rasa cukup untuk mengambil gambar saya pun bergegas untuk pulang. Kembali menyeberangi sungai dan kali ini medan jalan yang terus menanjak saya lewati. Sesekali berhenti dan beristirahat sejenak untuk meringankan letih kedua kaki serta mengatur nafas.  Saat kembali berjalan menaiki jalan setapak berbatu saya pun mencoba bertanya kepada mas-mas yang saya tanyai waktu berangkat. “Mas air tejune mpun dangu nopo niku?” tanyaku sembari kembali beristirahat. “Mboten mas, tasek sekitar 2 minggu kok”. Jawab mas-masnya. Wah berarti memang masih baru karena belum lama ditemukan oleh warga setempat. Terlebih sama sekali belum adanya sampah bungkus makanan atau sampah dari pengunjung kecuali dahan dan ranting untuk membuka jalan. Tak lama setelah bercakap-cakap saya pun kembali melanjutkan perjalanan melewati ladang-ladang warga, akhirnya sampai juga dijalan utama desa dan sayapun langsung tancap gas untuk kembali pulang kerumah.

Semoga alam dan air terjun baru ini selalu terjaga keindahannya.

10 thoughts on “Keindahan Yang Tersembunyi Di Gerlang

  1. Pingback: Bercanda Bersama Ibu-Ibu Pemetik Teh | Berangkaaat.!

Leave a comment